Makalah
BAHASA INDONESIA
TINJAUAN PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
DI SMP NEGERI 3 PONDIDAHA
KABUPATEN KONAWE
Oleh
RUSMAN A1A1 11 003
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Hidayah dan Karunia-Nya, sehingga makalah dengan judul”Tinjauan Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMP Negeri 3 Pondidaha Kabupaten Konawe ” dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis membuka diri untuk menerima masukan-masukan dari berbagai pihak sebagai upaya penyempurnaan makalah ini.
Dan penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Semoga segala bantuan yang kami terima dari berbagai pihak baik secara material maupun moril akan mendapat pahala dari Allah SWT. Amiinn…!!
Kendari, 3 Juni 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i.......... ......................................................................................................................................... ......................................................................................................................................... .
DAFTAR ISI ................................................................................................... .ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1..........
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3..........
C. Tujuan............................................................................................. 3
D. Manfaat ......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Brbasis Kopetensi (KBK).......................... 4
B. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kopetens.................................. 5.......... ..........................................................................................................
C. Model Pembelajaran KBK............................................................. 6..........
D. Penerapan KBK............................................................................. 7.......... ......................................................................................................... .
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 13..........
B. Saran ............................................................................................ 13..........
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu dari empat masalah pokok pendidikan yang telah didefenisikan sejak tahun 1990-an. Meskipun sudah banyak usaha yang dilakukan,sampai kini masaqlah pendidikan tampaknya belum dapat dipecahkan. Keluhan rendahnya mutu lulusan masih terus bergema. Lulusan semua jenjang pendidikan khsusnya SMU belum mampu bernalar dan berfikir kritis, serta masih sangat tergantung kepada guru (D. Nielson, dkk, 1996: Nasution, 1997:12). Kemampuan siswa untuk mandiri belum terwujud sehingga prakarsa siswa untuk memulai sesuatu tergolong rendah. Penguasaan siswa lebih terfokus pada pengetahuan factual karena itulah yang dituntut dalam ujian sekolah. Rendahnya NEM (Nilai Ebtanas Murni) tahun 1998/1999, 2002/2003 dan 2003/2004 dan bahkan 0% tingkat kelulusan yang diberitakan dari berbagai media masih juga merupakan indicator mutu pendidikan yang belum sesuai dengan harapan (Kompas, 3 juli 2005).
Pangkal penyebab semua ini sangat banyak, tetapi tudingan utama banyak ditujukan pada guru karena gurulah yang merupakan ujung tombak dilapangan yang berinteraksi langsung dengan siswa secara terprogram (Wardani, 1999:10).oleh karena itu, tepat kiranya jika dikatakan bahwa keberhasilan proses pendidikan disekolah yang harus bertanggungjawab adalah guru. Guru tidak hanya mentransfer pengetahuan pada siswa untuk ikut aktif dalam mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya dan membiasakan dalam meperkaya pengetahuan sendiri.
Masalah rendahnya prestasib belajar siswa adalah sesuatu hal yang bersifat kompleks dan tidak dapat dipisahkan dengan proses belajar-mengajar juga tidak dapat terlepas dari berbagai factor yang mempengaruhinya, baik sifatnya dari dalam siswa itu sendiri maupun factor yang berasal dari luar siswa. Mata pelajaran pengetahuan di SLTP walaupun tidak terlalu menakutkan bagi diri siswa dibandingkan pelajaran bahasa inggris dan matematika prestasi belajar siswa belum pemperlihatkan hasil yang maksimal dan memuaskan (Drost, 1998:21).
Kenyataan ini diduga disebabkan oleh pendekatan dan metode pengajaran yang ditetarkan selama ini masih bersifat konfensional, dimana system penyampeanya lebih banyak di dominasi oleh guru dengan gaya mengajar yang cenderung bersifat teoritis dan komonikasi satu arah. Guru kurang memberi kebebasankepada siswa untuk mengungkapkan ide, menarapkan pengetahuan dan keterampilan serta mengembangkan kreatifitasnya sehinga siswa masih cenderung pasif dan takut mengungkapkan gagasannya.
Berdasarkan hasil opservasi awal penelitian diperoleh sebaran data tentang target kurikulum(TK) dan tingkat daya serap (DS) siswa kelas 2 tahun 2006 di SMP Negri 3 pondidaha. Pendidikan agama TK 100 dan DS 66, PPKn TK 98 dengan DS 70, Bahasa Indonesia TK 100 dan DS 65, Matematika TK 97 dan DS 66, IPA TK 100 dan DS 64 , IPS TK 96, dan DS 65, Kertakes TK 96, dan DS 74, penjaskes TK 97 dan DS 69, Bahasa inggeris TK 97, dan DS 62, Mulok TK 100 dan DS 73, (Sumber : Kantor SMP Negeri 3 pondidaha, 2006).
Fakta ini menunjukan bahwa target pencapaian kurikulum belum sebanding dengan daya serap siswa. Artinya penerapan kurikulum berbasis kopetensi belum mampu mencapai target yang di harapkan. Kenyataan ini perlu mendapat perhatian giru bidang studi agar sentiasa mengembanglan kemampuan, dalam mengelola proses belajar-mengajar untuk meningktkan prestasi belajar dimasa yang akan datang sehingga tujuan mata pelajaran ini dapat tercapai.
Atas dasar uraian dan permasalahan diatas, maka penulus tertarik untuk menelaah lebih lanjut tentang penerapan model pembelajaran Kurikulum Berbasis Kopetensi (KBK) di SMP Negeri 3 pondidaha dalam meningkatkan pencapaian tujuan mata pelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan pokok dalam makala ini penulis mengambil kesimpulan bahwa apakah Guru-guru di SMP Negeri 3 pondidaha telah menerapkan kurikulum bebasis kompetensi dalam proses belajar mengajar secara benar?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah untuk mengetahui, penerapan kurikilum berbasis kompetensi dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 3 Pondidaha
D. Manfaat
Manfaat yang dapat di peroleh dalam perumusan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi bagi guru-guru yang mengolah pengajaran berdasarkan KBK dalam meningkatkan pencapaian tujuan mata pelajaran.
2. Sebagai bahan referensi bagi penulis selanjutnya untuk mengembangkan sesuai dengan spesifikasi keilmuaannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengrtian Kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK)
Kirikulum Berbasis kompetensi (KBK) diilhami dari kata kompetensi. Menurut Nurhadi (2003:80) dasar pemikiran untuk menggunakan konsep kompetensi dalam kurikulum adalah: 1) kompetensi berkenaan dengan kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks ; 2) kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui siswa untuk menjadi kompeten; 3) kompeten merupakan hasil belajar yang menjelaskan hal-hal yang dilakukan siswa setelah melalui proses pembelajaran.
Kompetensi merupakan sesuatu yang ingin dimiliki siswa dan komponen utama yang harus dirumuskan dalam pembelajaran memiliki peran penting harus menentukan arah pembelajaran. Kompetensi yang jalas akan memberikan petunjuk yang jelas pula terhadap materi yang dipelajari, penetapan metode dan media pembelajaran, serta member petunjuk terhadap penilaian. Oleh karena itu setiap kompetensi harus merupakan peroaduan dari pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang didefenisikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (jalan, 2001: 76).
Kompetensi yang dikuasai peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar peserta didik yang mengacu pada pengalaman langsung. Peserta didik perlu mengetahui tujuan belajar dan tingkat-tingkat penguasaan yang akan digunakan sebagai criteria pencapaian secara eksplisit, dikembengkan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan memiliki kontribusi terhadap kompetensi-kompetensi yang sedang dipelajari. Penilaian terhadap kompetensi perlu dilakukan secara objektif, berdasarkan kinerja didik dengan bukti penguasaan mereka terhadap suatu kompetensi sabagai hasil belajar.
Menurut Gordon (1988) dalam Mulayasa (2004:77) beberapa aspek yang terkandung dalam konsep kompetensi adalah sebagai berikut: Pengetahuan (knowledge) yaitu kesadaran dalam bidang kognitif;
1. Pemahaman (understanding), yaitu kedalam kognitif dan akfektif yang dimiliki oleh indifidu;
2. Kemampuan (skill) adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan individu tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya;
3. Nilai (value) adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara phisikologis telah menyatu dalam diri seseorang;
4. Sikap (attitude) yaitu perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar ; dan
5. Minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu pekerjaan.
Dalam rumusan Depdiknas (2003) dikemukakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah pengembangn kurikulum yang bertitik tolak dari kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh siswa setelah menyelesaikan pendidikan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai dan pola piker serta bertindak sebagai refleksi dari pemahaman dan penghayatan dari apa yang dipelajari siswa (Rosyada, 2004: 48).
B. Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi
Nurhadi (2003:99) menyatakan bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi memeliki karateristik sebagai berikut :
1. Kurikulum Berbasis Kompetensi menekankan pada usaha pencapaian kompetensi siswa, bukan hanya menguasai matari pelajaran.
2. Kurikulum dapat dikembangkan dan dieperdalam dan disesuikan dengan potensi siswa.
3. Kurikulum Berbasis Kompetensi memusatkan pada siswa.
4. Berorientasi pada proses belajar mengajar dan output.
5. Pendekatan dan metode yang digunakan adalah berfariasi dan kontekstual.
6. Guru bukan hanya menjadi sumber pengetahuan, siswa dapat belajar dari berbagai sumber.
7. Teks book bukan hanya menjadi sumber belajar.
8. Pendidikan seumur hidup terdiri dari :
a. belajar bagaimana mengetahui
b. belajar bagaimana menjadi
c. belajar bagaimana berbuat
d. belajar bagaimana hidup bersama
Selanjutnya, dalam penyusunan silabus pembelajaran, sanjaya (2005:26) mengemukakan komponen-komponen yang adadalam silabus adalah:
1. kompetensi dasar, sebagai patokan oleh guru dalam mengelola pembelajaran
2. hasil belajar, merupakan gambaran kemauan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam kompetensi dasar
3. indicator, merupakan kompetensi dasar yang lebih spesifik
4. langkah pembelajaran, memuat rangkayan kegiatan yang harus dilakukan guru secara berurutan untuk mencapai target yang harus dicapai
5. Alokasi waktu, untuk mempelajari suatu materi pelajaran
6. Sarana dan sumber belajar
Penilaian, merupakan serangkaian kegiatan untuk mempeoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.
C. Model Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum tidak hanya sekedar instruksi pembelajaran yang disusun oleh pemerintah untuk diterapkan disekolah masing-masing. Salah satu unsure penting dalam menerapkan KBK sangat tergantung pada pemahaman guru untuk menarapkan strategis pembelsjaran kontekstual didalam kelas. Akan tetapi, fenomena yang ada menunjukan sedikitnya pemahaman guru mengenai strategi ini. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kontekstual yang mudah dipahami dan mudah diterapkan dikelas secara sederhana.
Dalam kurikulum berbasis kompetensi, guru dapat menggunakan strategi pelajaran kontekstual dengan memperhatikan beberapa hal,menurut Nurhadi (2003) antara lain:
1. Pembelajaran berbasis masalah
Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, siswa lebih dahulu diminta untuk berovserfasi suatu fenomena terlebihdahulu. Kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul. Setelah itu, tugas guru adalah merangsang siswa untuk berfikir kritis untuk memecahkan suatu masalah.
2. Manfaat siswa untuk memperoleh pengalaman belajar
Guru member penguasaan yang dapat dilakukan diberbagai konteks lingkungan siswa antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat. Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar diluar kelas.
3. Memberi aktifitas kelompok
Aktifitas kelompok secara dapat memperluas perspektif serta membangun kecakapan intektual untuk berhubungan dengan orang lain. Maka guru dapat menyusun kelompok yang terdiri dari tiga, lima, maupun delapan siswa sesuai dengan tingkat kesilitan penugasan.
D. Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Saiahsatu inti pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah sekolah dibebaskan untuk mengembangkan kurikulum, namun tetap berpedoman pada kurikulum standar yang disusun oleh Depdiknas.
Menurut Mulyasa (2002:95) garis besar penerapan kurikulu berbasis kompetensi mencakup dua kegiatan pokok, yaitu: pengwnbangan program, dan pelaksanaan pembeljaran,
1. Perencanaan Pembelajaran
Ppengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) MENCAKUP Pencakup program tahunan, program semester, program modul(pokok bahasan), program mingguan dan tahunan.
a. Program tahunan
Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setip kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajar.
b. Program semester program ini berisikan garis-garis mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan ingin dicapai dalam semester tersebut.
c. Program modul
Program ini atau pokok bahasan pada umunya dikembangkan disetiap kompetensi dan pokok bahasan yang akan disampaikan.
d. Program mingguan dan harian
Program ini merupakan penjabaran dari program semester dan program modul. Melelui program ini dapat diketahui tujuan-tujuan yang telah dicapai dan yang perlu diulang bagi setiap peserta didik.
e. Program pengayaan remedial
Program ini merupakan pelengkap dari program mingguan dan harian. Berdasarkan hasil analisis terhadap kegiatan beljar, dan terhadap tugas-tugas modul, hasil tes dapat di peroleh tingkat kemampuan belajar setiap peserta didik.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan prilaku kea rah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali factor yang mempengaruhi, baik factor internal yang datang dari individu, maupun factor eksternal yang datang dari lingkungan.
Menurut mulyasa (2004) dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah sebagai berikut.
a. Kegiatan awal atau pembukaan
Kegiataan awal atau pembukaan pembelajaran berbasis kompetensi mencakup pembinaan keakrabaan dan pre tes (tes awal). Tahap pembinaan keakraban bertujuan untuk mengkondisikan para peserta didik siap melakukan kegiatan belajar.
b. Kegiatan inti atau pembentukan kompetensi
Kegiatan ini antara lain mencakup penyampaian informasi tentang bahan belajar, membahas materi standar untuk memperoleh kompetensi peserta didik, serta melakukan tukar pengalaman dan pendapat dalam membahas materi standar atau memecahkan masalah yang di hadapi bersama.
c. Kegiatan akhir atau penutup
Pada umumnya pembelajaran akhir dengan post test, sama dengan pre tes, post tes juga memiliki banyak kegunaan, terutama dalam mengukur keberhasilan pembelajaran.
3. Evaluasi Hasil Belajar
Ealuasi hasil belajar dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi dilakukan dengan nilai kelas, tes kamampuan dasar, penilayan akhir suatu pendidikan,sertifikasi dan penilaian program.
a. Penilayan kelas
Penilayan kelas dilakuikan dengan ulangan harian, ulangan umum dan ujian akhir. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam bahasan dan kompetensi tertentu, ulangan harian minimal dilakukan tiga kali dalam setiap semester.
b. Tes Kemampuan Dasar
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan menghitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran (program remedial). Tes kemampuan dilakukan minimal sekali dalam setahun.
c. Penilayan akhir suatu pendidikan dan sertifika
Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran dilakukan kegiatan penilayan guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan peserta didik dalam suatu waktu tertentu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan diatas, penulis dapat berkesimpulan bahwa :
1. Pengembangan program pembelajaran guru-guru di SMP Negeri 3 Pontidaha selaras dengan rambu-rambu yang ditetapkan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
2. Pelaksanaan pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi dalam proses belajar mengajar di SMP Negeri 3 Pontidaha telah dilaksanakan dengan baik. Hal ini terlihat dari kemampuan guru menggerakan motivasi siswa, melibatkan siswa dalam setiap pembelajaran, dan mengaitkan indikator dasar dengan materi yang diajarkan.
3. Evaluasi hasil belajar siswa di SMP Negeri 3 Pontidaha belum diterapkan dengan baik sesuai dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
B. Saran
1. Perlunya guru memberikan konsep-konsep materi pelajaran yang hendak diajarkan sebelum proses belajar mengajar dalam kelas berlangsung. Sehingga kompetensi yang diharapkan pada siswa dapat tercapai dengan baik.
2. Guru perlu membuat kelompok-kelompok kecil dalam kelas guna membantu siswa dalam pemecahan masalah belajarnya secara mandiri.
3. Guru perlu diberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan ataupun penataran tentang pengelolaan cara belajar Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).
4. Perlunya fasilitas sarana dan prasarana belajar ditingkatkan pengadaannya sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio. Bandung. Genesindo.
Depdiknas, 2002, Pembelajaran dan Pengajaran Kontekstual, Jakarta, Depdiknas.
Dimyati, 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.
Drost, S.L, 1998, Sekolah Mengajar atau Mendidik, Yogyakarta, Kanisius.
Jalal, Fasli, 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta. Adi Cita.
Johnson, Elaine B. 2002. Contextuall Teaching and Learning : what is and why it’s here to say. United states of America : Corwin Press, Inc.
Ibrahim, M. 1997. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya. Pusat Sains dan Matematika Sekolah, Program Pascasarjana UNESA, Univercsity Press.
Mulyasa. Enco. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung : Rosda Karya.
. 2004. Implementasi kurikulum 2004. Panduan Pembelajaran KBK. Bandung : Rosda Karya.
Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang : UM Press.
2004. Krikulum 2004. Jakarta. Grasindo.
Nielson. D, Somerset, A, Marhadi, R, 1998. Peningkatan Kompetensi Guru dan Belajar Siswa, Jakarta, Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Rosyada, Dede. 2004. Paradigma Pendidikan demokratis. Jakarta. Prenada Media.