PENGARUH JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERMINTAAN KOMODITI SINGKONG DI DESA MATAHOALU KECAMATAN LAMBUYA KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KENDARI
OLEH
ALIADIN
A1A1 11 045
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI 2012
BAB. 1 PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Menurut data statistic, Kabupaten Kendari memiliki luas wilayah
18.144,09 km, yang terdiri atas wilayah daratan
11.960 km pangkat 2, dengan jumlah penduduk 406,167 juta jiwa (BPS 1997) dan dari jumlah tersebut 80% tinggal di wilayah pedesaan dengan mata pencaharian utama pada sektor pertanian.


Singkong merupakan salah satu komoditi hasil pertanian yang cukup penting artinya dalam proses pembangunan nasional khususnya dalam rangka pemantapan dan pelestarian swasembada pangan melalui penganekaragaman bahan makanan dan pemenuhan gizi masyarakat (Hendo Sunaryalo, 1994:Muliana:1).
Usaha ini dapat dilakukan pada areal pertanian yang relatif luas, sedang dan juga dapat dilakukan pada areal sempit (pekarangan rumah). Sehingga permintaan terhadap komoditi singkong diperkirakan akan meningkat terus dimasa yang akan datang, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang sekaligus juga dibarengi dengan makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kelengkapan gizi dalam menu tiap hari.
Salah satu upaya untuk memenuhi permintaan singkong yang makin meningkat yaitu melalui usaha pembudidayaan secara intensif dan ekstensif. Dari segi proses produksinya ternyata usaha tani singkong juga dapat dikembangkan menjadi sumber pendapatan utama bagi masyarakt petani khususnya bagi mereka yang bermukim disekitar wilayah perkotaan.
Pengembangan usaha tani singkong di Kabupaten Kendari khususnya di Desa Matahoalu dilator belakangi oleh keadaan teknik budidaya yang mudah, penanganan pasca panen yang sederhana dan modal yang digunakan kecil, disamping itu juga dekat dengan ibukota kabupaten sebagai pusat pemasaran local.
Usaha pengembangan ini masih diperhadapkan pada kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani singkong, keterbatasan modal yang dimiliki untuk mengelolah usahanya dan lain sebagainya, sehingga potensi yang ada belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Lahan yang dimiliki oleh para petani perlu di intensifikasikan melalui perubahan cara-cara pengelolahan yang bersifat komersial dan memberikan penyuluhan secara intensif dan berkelanjutan.
Dilain pihak harga sebagai salah satu gejala ekonomi yang sangat penting , yang sangat mempengaruhi perilaku para petani dalam mengelola usaha taninya, tingkat harga dan fluktuasi harga hasil pertanian pada umumnya adalah merupakan factor-faktor yang mempengaruhi jumlah barang yang diminta oleh konsumen disatu pihak dan jumlah barang yang ditawarkan produsen di pihak lain.
Mengingat banyak factor ekonomi yang mempengaruhi usaha pembangunan singkong di Kabupaten Kendari khususnya di Desa Matahoalu Kecamatan Lambuya, maka penulis mencoba memilih judul “Pengaruh Jumlah Penduduk Terhadap Permintaan Komoditi Singkong di Desa Mathoalu Kabupaten Lambuya Daerah Tingkat II Kendari”.
b. Masalah
c.
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adaalah pengaruh jumlah penduduk terhadap permintaan komoditi singkong di desa matahoalu kecamatan lambuyakabupaten daerah tingkat II kendari
d. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk mendiskripsikan pengaruh jumlah penduduk terhadap permintaan komoditi singkong di desa matahoalu kecamatan lambuya kabupaten daerah tingkat II kendari
e. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dalam makalah ini adalah
1. Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang pengaruh jumlah penduduk terhadap permintaan komoditi singkong didesa matahoalu kecamatan lambuya kabupaten daerah tingkat II kendari
2. Pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang pengaruh jumlah penduduk terhadap permintaan komoditi singkong di desa matahoalu kecamatan lambuya kabupaten daerah tingkat II kendari
BAB. II PEMBAHASAN
a. Pengertian Permintaan
Permintaan mempunyai pengertian yang sangat berbeda dengan pengertian yang digunakan dalam percakapan sehari-hari, permintaan diartikan secara absolut yaitu jumlah barang yang dibutuhkan.
permintaan mempunyai pengertian lain karena merupakan unsure penting yang berpangkal pada adanya kebutuhan. Hal ini berartipermintaan yang didasarkan atas adanya kebutuhan harus didukung oleh adanya daya beli dari orang yang meminta barang tersebut.
Sudarsono ((1996) mengemukakan bahwa permintaan baru mempunyai arti apabila didukung oleh daya beli peminta barang tersebut. Kemudian oleh Winardi (1992) dikemukakan bahwa permintaan adalah jumlah benda-benda yang dibeli para pembeli pada pasar tertentu dengan harga pada saat itu.
Budiono (1992) yaitu berbagai jumlah barang yang diminta oleh konsumen dalam suatu pasar untuk periode waktu tertentu dan pada berbagai kemungkinan tingkat pendapatan atau berbagai tingkat harga dari harga-harga yang mempunyai hubungan dekat. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ada empat kasus yang menyebabkan permintaan suatu barang akan naik dan mempunyai hubungan yang positif diantara harga dan jumlah yang diminta itu.
1. Komsumsi yang mencolok
Suatu barang yang diminta karena kenikmatan yang diperolrh pada barang tersebut (baik nyata ataupun hanya perasaan) yang menyebabkan barang tersebut mahal harganya.
2. Harapan bahwa harga akan berubah
Lebih banyak barang yang diminta pada harga yang lebih dari sebelumnya, oleh karena harga yang tinggi menunjukan kepada pembeli bahwa harga akan naik lebih lanjut. Dan lebih sedikit barang yang diminta pada harga yang lebih rendah memberikan petunjuk kepada konsumen bahwa harga akan terus menurun. Dalam hal ini terdapat unsur spekulasi.
3. Hubungan kualitas harga
Lebih banyak barang yang diminta pada harga yang lebih tinggi apabila konsumen beranggapan bahwa barang-barang yang lebih mahal harganya berarti kualitas barangnya lebih baik daripada barang yang harganya lebih rendah.
4. Barang giffen
Arti ini efek pendapatan yang negatif dari barang-barang inferior lebih besar daripada naiknya jumlah yang diminta akan barang tersebut berkurang.
Sudarman (1995) mengatakan bahwa fungsi permintaan seorang konsumen terhadap komoditi tertentu diperoleh dengan proses maksimalisasi kepuasan untuk sejumlah penghasilan terteuntu yang besarnya dipengaruhi oleh harga barang itu, penghasilan konsumen, selera dan harga barang lain yang ada kaitannya dalam penggunaan. Dari pengertian tersebut menunjukan bahwa seorang konsumen meminta suatu barang senantiasa memaksimalkan kepuasan yang sangat dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya yaitu:
a. Harga barang itu sendiri
Sesuai dengan bunyi hokum permintaan yang menyatakan bahwa makin tinggi harga suatu barang, makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut, sebaiknya makin rendah harga suatu barang makin banyak pula permintaan terhadap barang tersebut.
a. Penghasilan konsumen
Faktor ini merupakan factor penentu yang penting dalam permintaan suatu barang yang pada umumnya semakin banyak penghasilan, semakin banyak pula permintaan terhadap barang yang dibutuhkan.
b. Selera
Selera konsumen pada umumnya berubah dari waktu ke waktu. Meningkatkan selera seseorang terhadap suatu barang tertentu pada umumnya berakibat naiknya jumlah permintaan terhadap barang tersebut begitu pula sebaliknya menurunnya selera konsumen terhadap suatu barang tertentu pada umumnya berakibat berkurangnya jumlah permintaan terhadap barang tersebut.
c. Harga barang lain yang ada kaitannya dalam penggunaan
Barang-barang konsumsi pada umumnya mempunyai kaitan penggunaan antara satu dengan yang lain. Kaitan penggunaan antara kedua barang konsumsi pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
-saling mengganti
Dua barang dikatakan mempunyai hubungan yang saling mengganti bila naiknya harga salah satu barang mengakibatkan naiknya permintaan terhadap barang lain.
-saling melengkapi
Dikatakan saling melengkapi bila suatu harga tertentu naik, maka semakin sedikit orang yang berminat terhadap barang pelengkapnya. (Nicholson, 1991:31).
Dari keempat factor tersebut di atas secara bersam-sama menentukan permintaan dan jumlah barang yang akan diminta untuk setiap barang bagi masing-masing individu.
b. Pengertian Penduduk.
Istilah penduduk pada umumnya sebagian orang berpendapat bahwa sama dengan rakyat akan tetapi secara logis bahwa penduduk tersebut berbeda dengan pengertian rakyat.
Rustandi memberikan pengertian penduduk yaitu mereka yang bertempat tinggal atau yang berdomisili didalam suatu wilayah. Sedangkan rakyat yaitu semua orang yang berdiam didalam suatu Negara atau menjadi penghunu Negara atau sekelompok manusia yang memiliki suatu kebudayaan yang sama. (Rustandi; Munir 1996:23).
Peninjauan secara demografi menunjukan bahwa berkembangnya penduduk yang cepat disebabkan karena angka kelahiran yang tinggi sedangkan dilain pihak angka kematian yang menurun, akibat kemajuan teknologi di bidang kedokteran, perbaikan lingkungan hidup dan peningkatan keadaan social ekonomi.
Maltus berpendapat bahwa penduduk berkembang secara deret ukur sementara produksi bahan makanan berkembang menurut deret hitung sehingga menurut Maltus dimasa depan akan terdapat kekurangan bahan makanan dikarenakan pertumbuhan produksi pangan tidak akan sanggup menangani pertumbuhan penduduk.Akantetapi teori Maltus tersebut tidak memihak peranan teknologi, perkembangan social ekonomi, perkembangan penduduk itu sendiri perkembangan alat kontrasepsi dan sebagainya dan inilah yang merupakan kelemahan dari adanya teori yang dikemukakan oleh Maltus.
Kuznets yang menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat akan mendorong perubahan ekonomi yang tampak dalam penyempurnaan teknologi yang mengarah pada pembangunan ekonomi serta kepercayaan akan penguasaan terhadap lingkungan sekitar yang mengarah pada perubahan lingkungan (Munir, 1986:14).
Priyono memberikan gambaran secara umum bahwa suatu perkembangan ekonomi tidak akan berhasil baik kalau hanya dilihat dari satu segi yakni pendapatan nasional (GNP) saja tanpa memperhatikan dan menghambat perkembangan penduduk yang besar dan cepat menyebabkan keperluan akan penyediaan pangan yang besar pula sehingga dengan naiknya pendapatan maka selama beras merupakan bahan makanan utama permintaannya akan naik karena untuk memenuhi kebutuhan rata-rata yang masih kurang kemudian keuntungan kenaikan pendapatan yang diharapkan menurunkan konsumsi jagung dan singkong, ternyata tidak bisa banyak diharapkan karena barang-barang tersebut merupakan substitusi beras jika beras tidak terpenuhi permintaan jagung dan singkong akan naik, akibatnya ekspor tidak bisa dilakukan malah bukan tidak mungkin kita akan mengimpor bahan substitusi tersebut (Priyono, 1986:34).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
Menurut Sicat dan Arndt menerangkan bahwa ada beberapa factor yang mempengaruhi suatu permintaan yaitu:
1. Pola prefensi
Prefensi berubah sehingga orang ingin membeli suatu komoditi lebih banyak pada tingkat harga tertentu, maka dikatakan terjadi kenaikan permintaan.
2. Perubahan pendapatan
Meningkatkan pendapatan seseorang akan memperbesar permintaan akan suatu barang.
3. Pengaruh distribusi pendapatan
Pendapatan dikalangan penduduk tersebar agak merata, jenis-jenis barang yang permintaannya bertambah akan lebih meluas.
4. Perubahan kependudukan
Jumlah penduduk yang bertambah besar menuntun ke arah meningkatnya permintaan beberapa jenis barang.
5. Perubahan pengharapan
Harapan tentang masa depan dapat mengubah permintaan terhadap komoditi tertentu (Sicat & Arndt, 1991:44).
Selanjutnya Gilarso dalam bukunya Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro mengemukakan bahwa ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi permintaan akan suatu barang diantaranya yaitu:
1. Jumlah pembeli
Jumlah pembeli suatu barang tertentu bertambah maka pada harga yang sama jumlah yang mau dibeli bertambah banyak juga dan kurva permintaan akan bergerak kekanan.
2. Besar penghasilan
Besar penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan jelas berpengaruh sekali terhadap permintaan.
3. Harga barang-barang lain
4. Selera konsumen
5. Harapan atau pandangan tentang masa yang akan dating dan factor-faktor psikologi lainnya dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang mendadak dalam permintaan masyarakat (Gilarso, 1993:23).
Sukirno memberikan gambaran bahwa permintaan seseorang atau suatu masyarakat atas suatu barang ditentukan oleh banyak factor. Factor-faktor tersebut yang terpenting adalah sebagai berikut:
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan barang tersebut
3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat
4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat
5. Cita rasa masyarakat
6. Jumlah penduduk
7. Ramalan mengenai keadaan masa yang akan dating
(Sukirto,1997:76)
Suparmoko dalam Pengantar Ekonomi Mikro, menjelaskan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi permintaan adalah:
1. Pendapatan konsumen
2. Selera konsumen
3. Harga barang lain
4. Harga barang itu sendiri
5. Jumlah penduduk
6. Pengeluaran adventensi
7. Saluran distribusi
8. Rancang bangun
(Suparmoko,1997:16)
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa factor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan akan suatu barang yaitu:
1. Harga komoditi yang bersangkutan
2. Harga komoditi yang erat kaitannya
3. Pendapatan masyarakat
4. Selera konsumen
5. Jumlah penduduk
6. Ramalan mengenai keadaan dimasa yang akan dating
d. Singkong dalam sistem pangan pokok
Singkong merupakan sumber kalori yang jauh lebih murah daripada beras, gaple telah merupakan sumber kalori paling murah.
Bentuk-bentuknya yang kering dimakan dalam jumlah yang besar hanya oleh rakyat miskin, yang beralai dari singkong kering ke singkong basah dan beras kalau pendapatkan mereka memungkinkan. Karena murahnya maka singkong membantu untuk menutupi ketidak cukupan jumlah kalori yang merupakan masalah gizi yang utama.
Beras, jagung dan singkong merupakan sumber utama, kalori-kalori makanan di Indonesia. Beras adalah yang paling penting secara konsisten memberikan lebih dari 70% kalori, bahan pokok tepung-tepungan lebih dari 50% jumlah keseluruhan kalori.
Umbi-umbian segar memperlihatkan kesamaan dengan beras, tetepi peningkatan konsumsinya yang bersamaan dengan kenaikan pendapatan jauh lebih lemah. Konsumsi singkong menurun sesudah melalui suatu batas-batas pemenuhan kalori.
Bukti yang konsisten juga terdapat dalam perbandingan antara konsumen antara konsumen perkotaan dengan konsumen pedesaan, pembagian penduduk dalam kelompok-kelompok pendapatan memperlihatkan bahwa pendapatan konsumen perkotaan rata-rata lebih banyak dibandingkan pendapatan konsumen pedesaan.
e. Hipotesis
Berdasarkan uraian diatas tentang jumlah penduduk terhadap permintaan komoditi singkong di Desa Matahoalu, maka peneliti dapat menggunakan hipotesis sebagai berikut:
“Diduga bahwa jumlah penduduk mempunyai pengaruh terhadap permintaan komoditi singkong”.
BAB.III Penutup
a .Simpulan
Penelitian ini dilakukan sepenuhnya di Desa Matahoalu Kecamatan Lambuya Kabupaten Kendari Dati II Kendari berdasarkan hasil analisis korelasi product moment, maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Jumlah penduduk berpengaruh tidak nyata terhadap permintaan komoditi singkong di Desa Matahoalu Kecamatan Lambuya yang dapat dilihat dari uji hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai t-hitung
t-tabel (0,7169
1,83) pada taraf kepercayaan ( α = 0,05) sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh antara jumlah penduduk terhadap permintaan komoditi singkong di Desa Mataholu ditolak.


2. Berdasarkan hasil analisis product moment diperoleh nilai korelasi (
) sebesar 0,22668 yang berarti bahwa antara jumlah penduduk dan permintaan komoditi singkong di Desa Mataholu terdapat korelasi yang rendah.

3. Jumlah penduduk tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan komoditi singkong di Desa Matahoalu, hal tersebut disebabkan oleh komoditi singkong merupakan barang inferior dan juga permintaan komoditi singkong di Desa Matahoalu lebih banyak datang dari luar Desa Matahoalu.
b.Saran
1. Diharapkan kepada para petani singkong di Desa Matahoalu agar senantiasa memelihara tanaman singkongnya sehingga dapat meningkatkan produksi
2. Diharapkan kepada aparat pemerintah senantiasa dapat meningkatkan sarana dan prasarana Desa agar dalam pemasaran hasil-hasil produksi pertanian di Desa Matahoalu tidak mengalami kendala.
DAFTAR PUSTAKA
Ahiri, Jafar, 2000. Metode Statistika. FKIP Unhalu Kendari.
Anonim, 1993, Garis-Garis besar Haluan Negara, Jakarta.
…………..., 2000, BPPT Kecamatan Lambuya
…………..., 2000, Kantor Kecamatan Lambuya
……………, 2000, Kantor Desa Matahoalu
Arikonto, Suharsimi, 1994, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bina Aksara, Jakarta.
Boediono, 1992, Pengantar Ekonomi Mikro, Fekon UGM Yogyakarta.
Djarwanto, 1996, Statistik Induktif edisi ke-4, BPPE Jakarta.
Falcom Walter P, dkk, 1996, Ekonomi Singkong di Jawa, Sinar Harapan, Jakarta.
Gaffarudin A, 2000, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Penerapan Teknologi, Faperta Unhalu.
Gilarso T, 1993, Pengantar Ekonomi Mikro, Kanisius Yogyakarta.
Kadaria, 1983, Analisis Pendapatan Nasional, Bina Aksara, Jakarta.
Muliana, 1996, Analisis Ekonimi Tanaman sayuran, Faperta Unhalu.
Nicholson, Walter, 1991, Teori Ekonomi Mikro 1, Rajawali Pers, Jakarta.
Sicat Gerando P, Arndt H.W, 1991, Ilmu Ekonomi 1, LP3ES, Jakarta.
Sudarsono, 1986, Pengantar Ekonomi Mikro, LP3ES, Universitas Terbuka, Jakarta.
Sudarso, 1981, Pengantar Ekonomi Mikro, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudarman Ari, 1988, Pengantar Ekonomi Mikro, LP3ES, Jakarta.
Sukirno Sadono, 1981, Pengantar Teori Ekonomi Mikro, Bina Grafika, Jakarta.
………………., 1997, Mikro Pengantar Teori Ekonomi, Raja Grafika, Jakarta.
Suparmoko M, 1997, Pengantar Ekonomi Mikro, BPFE, Yogyakarta.
Supranto J, 1989, Teori dan Aplikasi Statistik, Erlangga, Jakarta.
Tasripin, 2000, Hubungan Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi belajar siswa, FKIP Unhalu, Kendari.